Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2007

BUSWAY: Mencari Musuh Besar Kemacetan Jakarta

Busway semakin bikin orang Jakarta gerah (bisa karena AC mobilnya mati, naik bis non-AC atau gerah kepanasan di atas motor). Busway mungkin bukan solusi ideal dalam mengurai kemacetan kota. Tapi sebelum bicara solusi lainnya, ada baiknya ditemukan dulu musuh atau faktor utama kemacetan. Kalau sekarang banyak orang bilang mobil pribadi. Karena pemiliknya orang kaya yang gak mau hidup susah (apalagi susah di jalan), maka solusinya adalah angkutan umum yang nyaman (ber-AC, gitu) dan cepat (jalur eksklusif). Tapi saya bilang, faktor utamanya justru sepeda motor. Jakarta adalah ibukota negara berkembang. Artinya, sebanyak-banyaknya orang kaya di sini, masih lebih banyak orang yang pengen kaya, belum kaya dan kayanya kaya (baca: rata-rata miskin semua). Motor harganya rata-rata cuma Rp. 10 juta. Bisa dicicil lagi. Bentuknya kecil bikin gesit, mesinnya mungil bikin irit. Jadi semua yang dibutuhin oleh mayoritas orang Jakarta ada di motor. Satu kantor ada 60 karyawan, paling yang bermobil cuma

BUSWAY: Mengatasi Kemacetan dengan “Bisnis Kemacetan”

Pemda Depok belum lama ini memberlakukan sistem baru dalam mengurai kemacetan jalan: Angkot way. Alasannya, penyebab utama kemacetan yang kerap terjadi di pusat kota kecil, mungil, tapi padat penduduk ini adalah terlalu banyaknya angkutan kota yang beroperasi, khususnya di ruas utama kota (Margonda raya dan sekitarnya). Konsepnya persis seperti yang diterapkan oleh Pemda DKI Jakarta. Bedanya, Angkot Way dibuat sederhana dengan hanya memasang cone pembatas jalur, sedangkan jalur Busway dibuat permanen dengan beton dan pembatas khusus. Secara kasat mata, biaya pembuatan jalus Busway jelas lebih mahal ketimbang Angkot Way. Maklum, kalau yang satu murni gaweannya Ditlantas Depok, sedangkan Busway yang ditongkrongi oleh bis Transjakarta ditangani oleh sebuah konsorsium angkutan khusus. Motivasi kedua model jalur khusus ini tentu berbeda. Kalau Angkot Way masih murni untuk mengurai kemacetan jalan, sedangkan busway Transjakarta ada embel-embel bisnisnya. Kehadiran Transjakarta tidak ubahnya